Just Give Me a Little light
Judul : Just Give Me a little Light
Cast :
1. Minhae Jung
2. No Minwo (boyfriend) a.k.a Minwo
3. Kwon Yuri (snsd) a.k.a Jung Yuri
Genre : love, friendship, familly, sad
Rate : Semua Umur
...................................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................................
"Cahaya yang dahulu menerangiku, sekarang berubah menjadi kegelapan
cahaya yang dulu menghangatkanku, sekarang hilang seakaan di hembus angin malam
jiwa ku yang dulu terang oleh cahaya, kini berubah menjadi kelam
I need a litlle light! just bring me a little light!"
Namaku adalah Minhae Jung, aku siswi kelas 3 SMA Hyundai. Dahulu aku terkenal sebagai seorang siswi yang paling cantik dan periang, tapi segalanya berubah pada hari itu, hari yang tak akan pernah aku lupakan.....
*Flashback*
“minhae” panggil seorang wanita paruh baya yang sekarang duduk di samping tempat tidur ku
“mmm” jawabku manja
“come on hari sudah pagi, kamu tidak berangkat sekolah??” ucapnya dengan lembut
akupun memeluknya dengan manja " iya aku bangun ibuuu"
Beliau adalah wanita yang paling aku sayangi di dunia ini, ia adalah seorang wanita yang hebat, ia rela banting tulang demi membesarkanku dan kakakku Yuri, hmmm soal ayahku sebenarnya aku sudah tidak menganggap dia ayahku lagi karena dia adalah pria yang sangat tidak bertanggung jawab, dengan seenaknya dia meninggalkan aku, ibu, dan kakakku. Dan aku benci kalau dia pulang ke rumah, saat pulang ke rumah kerjaannya hanya memeras uang ibuku, ah benar-benar tidak pantas di sebut sebagai seorang ayah. (ehh ke enakkan cerita aku jadi lupa harus cepat-cepat pergi ke sekolah, udah dulu ya cerita tentang ayahku)
“minhae cepatlah” teriak kakakku kesal
“iyaa, sebentar lagi kakak”
“ah anak itu selalu saja lamban!” gretak kakakku kesal
“sabarlah yuri” ucap ibuku dengan lembut
“hehehehe sudah lama ya nungguin aku, ayo kita segera makan” kataku sambil cengengesan gak jelas
“huh kau ini lama sekali sih” gretaknya sambil memukul kepala ku dengan sendok makannya
“ya maaf u,u” jawabku dengan mulut penuh dengan makanan
“hei sudahlah yuri lebih baik kamu lekas makan sarapanmu” ucap ibuku lembut
sesudah selesai makan, kami pun berpamitan
“ibu aku berangkat dulu ya” ucap yuri sambil mencium tangan ibu
“kakak!!!... tunggu aku” teriakku dari dalam rumah
“cepatlah kita sudah telat nih” teriak kakakku tak mau kalah denganku
aku pun berpamitan kepada ibuku, aku memeluknya sambil mencium kedua pipinya
“bye-bye mommy ^^ ”
ibuku hanya tersenyum melihat tingkah lakuku yang seperti anak kecil...
“dasar bocah, kaya perpisahan untuk terakhir kalinya saja” timpal kakakku dengan nada mengejek
“Hey!! kau ini, jaga bicara mu itu” ucapku kesal sambil memanyunkan bibirku
“kau...!! berani sekali kau membentakku? Lagi pula tadi aku hanya bergurau saja”
“hei kalian sudahlah, cepat pergi sekolah sana” ucap ibuku yang berhasil menghentikan pertengkarang kami
akhirnya kami pun pergi ke sekolah, tapi entah kenapa hari ini aku selalu ingin bersama omma ku terus perasaan apa ini....
sesampai di sekolah, aku hanya diam saja memandang ke luar jendela....
“Hai minhae” sapa temanku, Suzy
“ahh hai suzy” sapaku dengan malas
“kamu kenapa? Dari tadi aku perhatikan kamu diem aja?” tanya sahabat ku yang bernama minwo
“ahh tidak, aku baik - baik saja” ucapku masih dengan nada malas
“aku tahu pasti di depan sana ada cowok ganteng kan??” tanya suzy menggoda ku
“Tidak!!!" bantahku dengan nada yang cukup keras "hmm suzy perasaan ku gak enak nih aku izin pulang yah??” akupun membereskan buku-bukuku lalu bergegas pergi meninggalkan minwo dan suzy. Selepas aku pergi ternyata minwo bergegas mengambil tasnya dan mengikutiku secara diam - diam.
perasaan apa ini, kenapa aku merasa sangat takut? rasanya kesedihan menyelimuti diriku, perasaan apa ini?....
aku pun berlari terus berlari sampai akhirnya langkahku terhenti di depan sebuah rumah yang kecil tetapi terlihat sangat indah di mataku, tiba-tiba terdengar suara keributan dari dalam rumah akhirnya aku putuskan masuk ke dalam rumah.
Saat aku masuk ke dalam rumah akupun terkejut melihat seisi rumah yang sudah berantakan, dan yang paling megejutkan dan juga menyakitkan adalah saat melihat lelaki yang seharusnya menjadi seorang yang aku sebut "ayah" sedang mencengkram kuat kerah baju ibuku, melihat kondisi ibuku yang sudah babak belur, melihat wajahnya yang penuh dengan luka lebab, dan tubuhnya lemas seakan tak berdaya. Membuatku tak bisa mengkontrol emosiku lagi, tanpa sadar aku mengambil vas bunga yang ada di depanku dan memukul kepala ayahku...
“kau!! apa-apaan kau ini!! dasar anak tak tahu diri!!” bentaknya kasar padaku, ia melepas kerah baju ibuku dan menampar wajahku dengan sangat keras
“kau kira ini masih rumah mu hah!! kamu sudah gak berhak lagi ke sini!! dan kamu bukan siapa-siapa lagi di rumah ini!! jadi enyahlah dari pandanganku BERENGSEK!!!”
“berengsek katamu? aku ini ayahmu, ingat itu!!” ucapnya sambil menoyor kepalaku, akupun mengibaskan tangannya dan berkata “ayah? hah apa kau gila?! aku gak pernah punya yang namanya seorang ayah!! kamu bukan ayahku, kamu itu hanya BAJINGAN yang numpang hidup di rumah ini!!” bentakku padanya
ibuku memegang tangan ku seakkan menyuruhku untuk diam tapi aku tidak mau mendengarkannya, aku malah makin tak terkendali sampai-sampai aku menampar pria bajingan itu, pria itupun menatapku dengan matanya yang melotot seakan bola matanya itu ingin keluar dari sarangnya.
“kau ini memang benar-benar anak yang tak tau diri!!” ia pun mengeluarkan sebuah pistol dan menodongkannya kepadaku "seharusnya aku lakukan ini dari dulu, aku tau kau akan menjadi anak kurang ajar seperti ini!! dasar anak gak tau diri!!"
DOR.....
bunyi tembakkan terdengar sangat keras, hingga tanpa sadar, akupun jatuh tak sadar kan diri.
Mendengar bunyi tembakkan itu minwopun menelpon polisi, tak lama kemudian polisipun datang dan menangkap ayahku, sedangkan aku, dan ibuku di larikan ke rumah sakit terdekat....
“minhae....minhae.... sadarlah ku mohon” ucap minwo dengan nada yang lirih
aku membuka mataku dan yang ku lihat hanyalah muka minwo yang tampak sangat khawtir akan kondisiku, akupun bangun dan melihat seisi ruangan, aku memincingkan mataku mencari sesosok wanita paruh baya yang sangat aku sayangi tetapi aku tidak dapat menemukannya.
“Ibu!! dimana ibuku??” ucapku dengan nada yang sangat panik sambil memegang lengan minwo
“ia sekarang berada di ruang operasi” ucap minwo dengan sangat pelan
“ruang operasi? apa yang terjadi terhadap ibuku?” akupun panik mendengar ibuku sedang berada di ruang operasi
"saat pria itu menembakkan pistolnya ke arahmu, ibumu berlari dan melindungimu sehingga beliaulah yang terkena tembakan itu" ucap minho dengan nada yang lirih
mendengar itu air mataku turun membanjiri wajahku, aku tak tau harus bagaimana, aku hanya bisa berlari menuju ruang operasi, banyak pikiran buruk yang terlintas di otakku, rasanya aku tidak bisa... aku tidak bisa hidup tanpa ibuku, tanpa malaikat kecilku... aku tak bisa...
sesampai di sana aku menunggu sambil berdoa kepada Tuhan untuk menyelamatkan ibuku
"Tuhan...ku mohon selamatkanlah ibuku, aku tak bisa hidup tanpanya Tuhan" gumamku dalam hati
“ibumu pasti akan selamat” ucap minwo sambil memelukku, tetapi aku hanya diam saja, aku tak bisa berfikir secara jernih lagi, aku benar-benar tidak bisa hidup tanpa ibuku...
tak lama kemudian dokterpun keluar dari ruang operasi
“bagaimana keadaan ibuku dok??”tanya ku panik
dokter itu hanya menggelengkan kepalanya lalu bergegas pergi, aku mengerti apa yang ia maksud...
“gak!!!...gak mungkin!!!” aku sangat amat tidak mempercayai semua ini, akupun menerobos langsung ke dalam ruang operasi, disana aku melihat tubuh ibuku terbaring di atas tempat tidur dan seberkas kain putih menutupinya, melihat itu aku hanya bisa menangis, menangis sekuat tenaga..
“ibu...bangunlah ibu... aku disini....... ku mohon bangun lah” ucapku sambil memeluki tubuh ibuku, tubuhnya yang biasanya hangat sekarang berubah menjadi dingin
“minhae sudahlah, relakan ibumu pergi” minwopun menarik tanganku lalu memelukku, aku pun hanya bisa menangis di dalam pelukannya, taklama kemudian kakakku datang dan melihat itubuh ibuku yang sudah tertutup kain putih, dan diapun menangis...
Hari itu.... saat ibuku meninggal... aku rasanya jiwaku juga ikut meninggal.... aku hancur sangat hancur... tak pernah terbayangkan hal seperti akan aku alami, kenapa harus diriku??
*Flashback end*
2 tahun pun sudah berlalu semenjak kejadian itu, tapi aku tidak pernah bisa melupakan kejadian itu sehari saja, tidak bahkan sedetikpun tak bisa aku hapuskan kejadian itu dari fikiranku, hidupku sekarang hanya penuh dengan kata dendam, dendam yang amat sangat ke pada ayahku, lelaki berengsek itu!!! aku tahu ia sudah masuk penjara tapi itu tidak cukup bagi ku.
Senyuman yang biasanya menghiasi wajah cantikku sekarang menghilang seakan di telan oleh kesedihan yang selalu menyelimutiku...
“dasar bodoh, kenapa waktu itu ibu melindungiku? lebih baik waktu itu aku saja yang meninggal...ibu.. apakah kau bisa mendengar ku??” gumam ku di dalam hati
“minhae, kita photo-photo yuk??” ajak suzy padaku
aku hanya diam saja
“satu.. dua .... tiga.... say cheese” ucap suzy penuh dengan antusias, tetapi aku hanya terdiam saja
“yah minhae photonya jelek nih, kamu harusnya tersenyum dong” bujuk suzy
“sudahlah” akupun hanya diam lalu pergi meninggalkan suzy “maaf” gumam ku di dalam hati
saat aku berjalan di koridor sekolah aku bertemu dengan minwo, sahabat yang sudah aku cintai sejak lama, ya aku sangat menyukai minwo tetapi aku rasa minwo menyukai suzy bukan aku, maka dari itu aku mundur...
“mau kemana kau??” tanyanya padaku
aku hanya menghiraukannya dan terus berjalan, tiba-tiba ia menarik tanganku
“kita mau kemana?” tanya ku padanya, tapi kali ini minwo yang tidak menjawab pertanyaan dariku..
sesampai di tempat tujuan....
“lihatlah langit itu....” ucap minwo sambil menunjukkan langit yang selalu mendung, akupun mendongakkan wajahku ke atas, melihat langit yang selalu saja mendung
“mendung!!!.... apakah kamu tidak sadar semenjak kamu berubah menjadi seorang yang dingin langitpun berubah menjadi mendung” jelas minwo
“tap...” timpalku tapi ia memotong perkataan ku
“ya aku tahu, aku mengerti kamu gak bisa lupain kejadian pada hari itu, aku tahu kamu dendam, aku tahu semuanya, tapi apakah kamu tidak kasian dengan ibumu?? apakah kamu tidak pernah berfikir ibumu akan sedih jika melihat mu seperti ini terus” bentak minwo padaku, baru kali ini aku mendengar minwo bertingkah seperti itu, aku hanya menangis mendengar perkataan minwo
“aku...aku akan menjadi cahayamu minhae, mungkin tak seterang cahaya yang dahulu ibumu berikan. Tapi aku akan berusaha untuk menjagamu, melindungimu sampai akhir hayat ku” ucapnya dengan nada yang sangat lirih, sedangkan aku hanya terus menangis lalu memeluknya. minwopun memegang wajahku dan berkata “ku mohon tersenyumlah minhae” aku pun tersenyum "terimakasih minwo" ucapku sambil memberikan senyum terbaikku padanya.
tiba-tiba langit berubah menjadi cerah kembali, dan anehnya aku melihat sesosok wanita paruh baya yang sangat aku kenal, IBUKU!!! akupun berlari menghampirinya, rasanya seperti mimpi bisa melihat ibuku lagi...
ia hanya tersenyum dan berkata “sayangku tetaplah tersenyum seperti itu” ia tersenyum lagi kepadaku
“ibu...” aku sangat ingin memeluk tubuhnya tapi aku tidak bisa...
wush anginpu bertiup cukup kencang sehingga membuatku harus menutup mataku, dan saat ku bukan kedua kelopak mata indahku, sosok itu sudah menghilang.... “iya bu, aku akan terus tersenyum seperti ini jika ini bisa membuatmu lebih bahagia” gumamku di dalam hati
"minhae teruslah tersenyum seperti itu" ucap minwo yang cukup mampu membuatku kaget
"iya baiklah..." akupun tersenyum memandangnya....
Just Give Me a Little Light....
Comments
Post a Comment